Pages

Minggu, 14 Juli 2013

NASA: Amazing Experiments with Water in Zero Gravity

Fire Water Balloon - Cool Science Experiment

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI, BALITA

I.  Pendahuluan
Setiap orangtua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak ( asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan ( asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam perkuliahan ini akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development Stress Test (DDST).

II.    Uraian materi

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.(2,4)

Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.(4)
Menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.(1)
Menurut Markum dkk, pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.(2)

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang (1,2,3,4,5,6)

     Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
1.    Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir  proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.


2.    Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a.    Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
b.   Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)

Ad.a. Faktor Lingkungan Pranatal

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1.    Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir,bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.
2.   Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.




3.   Toksin/zat kimia
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
4.   Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan  susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
5.   Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
6.   Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
7.   Stres
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
8.   Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.



9.   Anoksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan BBLR.

Ad.b. Faktor Lingkungan Postnatal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya,ke suatu sistem yang tergantung pada kemempuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
a.      Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
b.     Faktor fisik
Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.
c.    Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orangtua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.


d.   Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak, jenis kelamin dalam keluarga seperti apad masyarakat tradisonal masih banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala permasalahannya, serta kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.

C. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1.    Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2.   Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan organ-organ.
3.   Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4.   Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5.   Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6.   Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7.   Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangnnya juga berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum.

 

 Posted on by kuliahbidan


Referensi :
1.       Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 – 18.

2.     Markum.  A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
3.     Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
4.     Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.
5.     Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta. 2000 : 37 – 45.
6.     Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan RSHS Bandung. Bandung. 2005.

 

Amazing Water & Sound Experiment #2

How to make a Stop Motion in Windows Live Movie Maker

I ♥ OWL


Rabu, 12 Desember 2012

Ciri-ciri bayi cacingan


Bayi cacingan jangan sampai diremehkan. Cacingan bisa Bayi cacingan anak baik secara fisik maupun kecerdasannya. Anak cacingan bisa menjadi kekurangan gizi dan mengalami masalah di bagian pencernaan. Oleh sebab itu, penting mengenali gejala anak cacingan sejak awal.
Secara umum, bayi cacingan biasanya sulit sekali mengalami kenaikan berat badan sehingga kalau dibiarkan bisa menyebabkan anak menjadi kurang gizi. Bayi yang terkena cacingan juga sering mengalami diare dan sakit atau nyeri di bagian perut. Tidak hanya itu, anak cacingan bisa juga mengalami anemia karena kekurangan darah akibat diserap oleh cacing terutama cacing tambang. Ciri lain anak cacingan adalah hilangnya nafsu makan dan munculnya rasa lemas serta loyo.
Cacingan merupakan penyakit yang sering menimpa bayi dan balita. Cacingan terjadi karena terinfeksinya tubuh bayi oleh cacing parasit, cacing parasit tersebut diantaranya adalah cacing kremi, cacing pita, cacing gelang dan cacing tambang. Cacing pada bayi masuk ke dalam tubuh bayi melalui makanan ataupun pori-pori tubuh bayi. Lingkungan yang tidak higienis dan kurangnya memperhatikan kebersihan menjadi faktor terbesar terjangkitnya cacingan pada bayi.
Gejala dan ciri bayi cacingan sebenarnya sangatlah jelas, hal tersebut dapat diketahui dari keadaan tubuh bayi yang tampak terlihat seperti bayi kurang gizi.
Ciri bayi cacingan diantaranya :
  • Bayi akan tampak lesu, lemah, lemas dan terlihat pucat. Hal tersebut dikarenakan cacing pada bayi yang bersifat parasit menghisap darah yang ada pada pembuluh darah bayi.
  • Bayi rewel dan sering terlihat tidak nyaman. Kemungkinan besar penyebab ketidaknyamanan bayi adalah dubur bayi yang gatal. Dubur yang gatal merupakan salah satu gejala cacingan.
  • Ciri bayi cacingan yang sangat khas adalah perut buncit tetapi badannya kurus. Hal tersebut sering menjadikan bayi terlihat seperti bayi kurang gizi.
  • Batuk berkepanjangan. Hal ini dapat terjadi apabila cacing pada bayi telah menginfeksi paru-paru bayi, sehingga mengganggu sistem pernafasan bayi.
  • Gangguan lambung, seperti diare, perut kembung dan susah buang air besar. Hal tersebut terjadi karena cacing pada bayi telah mengganggu metabolisme pencernaan bayi.
Apabila ibu melihat pada buah hatinya ada gejala atau ciri bayi cacingan seperti ulasan di atas, maka sebaiknya ibu segera periksakan bayi ke dokter anak. Agar bayi dapat tertangani dengan baik oleh medis. Penanganan yang sering dilakukan dokter untuk mengatasi cacingan adalah dengan pemberian obat sirup anak anti cacingan. Janganlah ibu menyepelekan cacingan karena infeksi cacing pada bayi yang dibiarkan akan terus meluas pada tubuh bayi, hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada bayi.
Pencegahan cacingan dapat dilakukan dengan cara membiasakan diri dengan pola hidup sehat, menjaga kebersihan tubuh, dan menjaga sanitasi lingkungan. Selain itu asupan nutrisi untuk bayi juga perlu diperhatikan seorang ibu, karena bayi kurang gizi sangat rentan terkena cacingan.